• Home
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
  • KENAMPAKAN WILAYAH EL KID WADIMUBAROK

    Wednesday, November 7, 2012

    BOLEHKAH BERAMAL DENGAN HADITH DHAIF DALAM FADHAIL A’MAL?

    Sunday, October 28, 2012


    Muqaddimah 

    Ini adalah sebuah bahas kecil berkenaan dengan hukum beramal dengan hedith-hadith dhaif. Ia dicedok dari beberapa buah kitab yang antara terpentingnya ialah kitab-kitab Syeikh Nasaruddin al- Albany rahimahullah, muhaddith kurun ini, yang telah menghabiskan sisa-sisa usianya dalam berkhidmat untuk hadith Nabi saw yang dicintai ini dan mempertahankannya. Dan saya muatkan dalam bahas ini antara yang terpenting sahaja dari pandangan-pandangan ulama dalam bidang ini dengan dalil-dalilnya demi meringankan para pembaca..

    Adapun maudhu ini malangnya telah diambil ringan oleh kebanyakan orang, termasuklah para cendikiawan, asatizah, khatib dan dai sedangkan ia sebenarnya merupakan perkara yang asas lagi penting dalam ugama Allah yang suci ini kerana hadith-hadith Nabi saw merupakan wahyu kedua bagi umat Islam selepas Al-Quran yang diperintahkan untuk digigit benar-benar dengan gigi-geraham. Namun al-haq itu wajib disampaikan walaupun pahit demi melaksanakan amanah ilmu Allah.kerana setiap insan akan ditanya tentang ilmunya dan apa yang diamalkan darinya. Yang benar adalah dari Allah dan yang silap dari diri saya sendiri dan dari syaithan. Wallahu A’lam.

    Benarkah beramal dengan hadith dhaif dalam fadhail a’mal tidak ada khilaf ?

    Telah masyhur dikalangan ahli ilmu dan penuntut-penuntutnya bahawa hadith dhaif boleh diamalkan dalam bab fadhail amal. Mereka menyangka tidak ada sebarang khilaf dalam masalah ini. Bagaimana tidak, sedangkan Imam Nawawi rahimahullah telah menukilkan ÇÊÝÇÞ kesepakatan atas perkara ini dalam lebih dari sebuah kitab-kitabnya. 

    Bahaya Syirik Dan Keutamaan Tauhid

    Saturday, October 27, 2012


    Ibadallah ! Saya wasiatkan kepada Anda sekalian dan juga kepada saya untuk selalu bertaqwa kepada Allah di mana saja kita berada. Dan janganlah kita mati melainkan dalam Islam.
    Telah banyak penjelasan yang menerangkan makna taqwa. Di antaranya adalah pernyataan Thalq bin Habib:
    إِذَا وَقَعَتِ الْفِتْنَةُ فَأَطْفِئُوهَا بِالْتَّقْوَى. قَالُوْا: وَما الْتَّقْوَى؟ قَالَ: أَنْ تَعْمَلَ بِطَاعَةِ الله عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ تَرْجُو ثَوَابَ اللهِ وَأنْ تَتْرُكَ مَعْصِيَةَ اللهِ عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ تَخَافُ عِقَابَ اللهِ.
    “Apabila terjadi fitnah, maka padamkanlah dengan taqwa”. Mereka bertanya: “Apakah taqwa itu?” Beliau menjawab: “Hendak-nya engkau melaksanakan keta’atan kepada Allah, di atas cahaya Allah, (dengan) mengharap keridhaan-Nya; dan hendaknya engkau meninggalkan kemaksiatan terhadap Allah, di atas cahaya Allah, (karena) takut kepada siksaNya.
    Ketaatan terbesar yang wajib kita laksanakan adalah tauhid; sebagaimana kemaksiatan terbesar yang mesti kita hindari adalah syirik.
    Tauhid adalah tujuan diciptakannya makhluk, tujuan diutusnya seluruh para rasul, tujuan diturunkannya kitab-kitab samawi, sekaligus juga merupakan pijakan pertama yang harus dilewati oleh orang yang berjalan menuju Rabbnya.

    Fenomena Bid’ah di Bulan Rajab

    Friday, October 26, 2012

    Memang benar, keutamaan bulan dalam (kalender hijriyah) itu bertingkat-tingkat,
    begitu juga hari-harinya. Misalnya bulan Romadhon lebih utama dari semua bulan,
    hari Jum'at lebih utama dari semua hari, malam Lailatul Qodar lebih utama dari semua
    malam dan lain sebagainya.
    Namun, harus kita fahami bersama bahwa timbangan keutamaan tersebut hanyalah
    syari'at, yakni Al-Qur'an dan hadits yang shohih, bukan hadits-hadits dho'if dan
    maudhu' (lemah dan palsu).
    Diantara bulan Islam yang ditetapkan kemuliaannya dalam Al-Qur'an dan sunnah
    adalah bulan Rojab. Namun sungguh sangat disesalkan beredarnya riwayat-riwayat
    yang dho'if dan palsu seputar bulan Rojab serta amalan-amalan khusus di bulan Rojab
    di tengah masyarakat kita, sehingga digunakan senjata oleh para pecandu bid'ah dalam
    mempromosikan kebid'ahan-kebid'ahan ala jahiliyyah di muka bumi ini.
    Dari sinilah, terasa pentingnya penjelasan secara ringkas tentang pembahasan seputar
    bulan Rojab dan amalan-amalan manusia yang menodainya dengan riwayat-riwayat
    yang lemah dan palsu.
    Rojab, Definisi dan Keutamaannya
    Rojab secara bahasa diambil dari kata "Rojaba ar-rajulu rajaban", artinya
    mengagungkan dan memuliakan. Rojab adalah sebuah bulan. Dinamakan dengan Rojab
    dikarenakan mereka dulu sangat mengagungkannya pada masa jahiliyah yaitu dengan
    tidak menghalalkan perang di bulan tersebut. 1
    Disalin dari majalah Al-Furqon Edisi 12 Th. I 1423H hal 9 - 13.
    1Lihat Al-Qomus Muhith 1 / 74 dan Lisanul Arob 1 / 411, 422.
    1
    Tentang keutamaannya, Alloh telah ber rman,
    Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Alloh adalah dua belas bulan,
    dalam ketetapan Alloh di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
    antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus,
    maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat
    itu. (QS At-Taubah: 36).
    Imam At-Thobari berkata,
    Bulan itu ada dua belas, empat diantaranya merupakan bulan harom (mulia),
    dimana orang-orang jahiliyah dahulu mengagungkan dan memuliakannya.
    Mereka mengharomkan peperangan pada bulan tersebut hingga seandainya
    ada seseorang bertemu dengan pembunuh bapaknya, dia tidak akan
    menyerangnya.
    Bulan empat itu adalah Rojab Mudhor, dan tiga bulan berurutan:
    Dzulqo'dah, Dzulhijjah dan Muharrom. Demikianlah yang dinyatakan dalam
    hadits-hadits Rasulullah. 2
    Imam Bukhori meriwayatkan dalam Shohihnya (4662) dari Abu Bakroh bahwasanya
    Nabi bersabda,
    Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana keadaannya tatkala Alloh
    menciptakan langit dan bumi, setahun ada dua belas bulan diantaranya
    terdapat empat bulan harom, tiga bulan berurutan yaitu Dzulqo'dah,
    Dzulhijjah, Muharrom dan Rojab Mudhor yang terletak antara Jumadil
    (akhir) dan Sya'ban.

    Hadith Mauquf' dan Marfu'

    Thursday, October 25, 2012


    Assalamualaikum , Boleh ustaz huraikan apa yang dikatakan hadis 'mauquf' dan hadith marfu'.Apakah kekuatan kedua dua hadith ini dan apakah boleh sesaorang itu beramal dengannya?Jazakallah.

    Jawapan :

    Hadith Marfu' (الحديث المرفوع)

    Ialah hadith yang disandarkan kepada Nabi saw. Ia perlu dilihat kepada sanad hadith tersebut apakah ia sahih ataupun tidak.

    Hadith Mauquf (الحديث الموقوف)

    ialah hadith yang disandarkan kepada sahabat Nabi saw. Dinamakan Mauquf kerana periwayatannya terhenti setakat sahabat, dan tidak kepada Nabi saw. Ia dinamakan hadith kerana sangkaan barangkali sahabat itu mendengarnya dari Nabi saw. Ia juga perlu dinilai terlebih dahulu kesahihan benarkah ia datang dari sahabat. Setelah dipasti kebenarannya, maka ia pula terbahagi kepada dua :

    Pertama : Hadith mauquf yang ada bukti yang cukup untuk mendakwanya datang dari Nabi saw. Bukti-bukti tersebut ialah :

    1- Hadith tersebut menyebut perkara-perkara tauqifi (توقيفي)yang tidak ada ruang untuk akal memikirkannya. Seperti penentuan waktu solat, kadar zakat, penjelasan tentang sebab turunnya ayat al-Quran, perkara-perkara yang akan berlaku pada masa akan datang, hal-ehwal akhirat. Sebagai contoh perkataan Ibn 'Abbad r.a. :

    Maksudnya : "(orang-orang Muslimin) benar-benar akan menghiasi (masjid-masjid) mereka, sepertimana orang-orang Yahudi dan Nasrani menghiasinya (tempat ibdat mereka)." (al-Bukhari) Hadith ini walaupun ia hanya terhenti setakat Ibn 'Abbas, Namun ia dihukumkan sebagai marfu' kepada Nabi saw, kerana mustahil sahabat Nabi mereka-reka cerita tentang peristiwa yang akan berlaku pada masa akan datang melainkan ia benar-benar mendengarnya dari Nabi saw.