Mari Lebih Mengenali dan Mencintai Nabi Muhammad SAW !
Wednesday, March 21, 2012
Ibadah seorang mu’min akan diterima
oleh Allah jika terpenuhi dua syarat mutlaq; pertama adalah ikhlas karena dan
untuk Allah semata, kedua ittiba’
(mengikuti) tata-cara Rasulullah. Tidak ada tolak ukur, parameter dan contoh
yang lebih baik dalam ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah serta bermu’alah kepada
Allah dan mahluqNya, kecuali apa-apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah
Muhammad SAW . Secara global akhlaq beliau dinyatakan oleh Aisyah RA sebagai
aplikasi dari al Qur’an. Allah menjelaskan dalam surat al Ahzab: 21
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان
يرجو الله واليوم الاخر وذكر الله كثيرا
Sungguh telah ada dalam diri
Rasulullah suri tauladan yang baik bagi yang mengharapkan Ridha Allah dan
(kebahagiaan) hari Akhir serta banyak menyebut Allah.
Oleh karena itu, kita diperintahkan
oleh Allah untuk mengikuti tata-cara dan perilaku Rasulullah sebagai perwujudan
cinta kita kepada Allah. Seperti yang diwajibkan dalam surat Ali Imran: 31
قل ان كنتم تحبّون الله فاتبعوني يحببكم الله
ويغفر لكم ذنوبكم
Katakanlah, jika kalian memang benar-benar
mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan
mengampuni dosa-dosa kalian!.
Merupakan sebuah aksioma bahwa kita
tidak akan bisa mencintai seseorang jika kita tidak mengenalinya dengan baik.
Untuk itu marilah pada kesempatan yang baik ini, yang juga bertepatan dengan
bulan Maulid Nabi Muhammad SAW, kita meningkatan dan memperdalam pengetahuan
kita tentang idola umat yang memiliki 200 gelar kemuliaan itu, sehingga cinta
kita kepada manusia terbaik di dua alam tersebut akan semakin mendalam,
menghujam dan mencerahkan, amin.
Nasab/garis keturunan Rasulullah yang
disepakati oleh ahli sejarah adalah sampai kepada Adnan, meskipun ada yang
berpandangan bahwa nasab beliau sampai kepada Khalilullah Ibrahim AS, bahkan
ada juga yang berpandangan bahwa garis keturunan Rasulullah sampai kepada Adam
AS, meskipun pendapat yang kedua dan ketiga tersebut mengandung perbedaan dan
perselisihan.
Adapaun nasab beliau yang disepakati
adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hisyam bin Abdu Manaf bin Qusay
bin Kilaab bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ay bin Ghalib bin Fahr bin (yang digelari
Qurays) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Huzaemah bin Mudrikah bin Ilyas bin
Mudhar bin Nazar bin Ma’d bin ‘Adnan.
Keluarga Rasulullah dikenal dengan
Bani Hasyim yang merupakan nisbah kepada kakek beliau yang terkenal dengan
kemuliaan dan orang yang pertama kali memberikan jamuan kepada peziarah Ka’bah
dan yang menganjurkan berpergian di dua musim (Rihlatasy syita wa shaif).
Selama hidup beliau menikah dengan 13
wanita pilihan dan menjadi ummahatul mu’minin, mereka adalah Khadijah binti
Khuwailid, Saudah binti Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar bin
Khaththab, Ummu Habibah Ramlah binti Abi Sufyan, Zainab binti Khuzaimah, Ummu
Salamah Hind binti Umayyah, Zainab binti Jahsy, Juwairiyah binti al Harits al
Khuzaiyah, Shafiyyah binti Huyay,
Maimunah binti al Harits al Hilaliyyah, Mariyyah al Qibthiyyah binti
Syam’un, Raihanah binti Zaid. (dua nama yang disebut terakhir tersebut
diperselisihkan kedudukannya sebagai istri Nabi).
Beberapa catatan dalam pernikahan
Rasulullah: Rasulullah menikah berdasarkan wahyu bukan nafsu, bahkan kebanyakan
wanita yang beliau nikahi bersatatus janda selain Aisyah dan Rasulullah tidak
berpoligami selama istri pertama masih hidup dan sanggup menunaikan kewajiban
seorang istri.
Dari pernikahan tersebut Rasulullah
mendapatkan 7 putra-putri tersayang, 6 anak dari Khadijah; al Qasim, Zainab,
Abdullah, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fatimah. Dan 1 putra dari Mariyah yaitu
Ibrahim. Beliau juga memiliki 8 cucu; Ali, Umamah (anak Zainab), Abdullah (anak
Ruqayyah), Al Hasan, Al Husain, Muhsin, Zainab, Ummu Kultsum (putra-putri
Fatimah).
Dalam kitab Ar Rahiiqul Makhtum karya
Syaikh Shafiyyir Rahman dinyatakan bahwa Rasulullah dilahirkan pada hari senin
pagi 9 Rabi’ul Awwal Tahun Gajah yang bertepatan dengan tanggal 20/22 April 571
M.
Berikut ini kronologi kehidupan Rasulullah secara global:
569 Sang ayah meninggal
571 Kelahiran Rasulullah
576 Sang Ibu meninggal setelah berziarah ke
makam Abdullah
578 Sang kakek, Abdul Muthalib, meninggal
583 Ikut berdagang ke Syam bersama pamannya,
Abu Thalib
595 Bertemu dan menikah dengan Khadijah
610 Permulaan turunnya wahyu di gua Hira
613 Mulai menyampaikan Islam ke public
615 Hijrah pertama ke Habasyah
616 Boikot Qurays kepada Bani Hasyim
619 ‘Amul Huzni, meninggalnya Khadijah dan Abu
Thalib
620 Isra Mi’raj
621 Baiat Aqabah I
622 Baiat Aqabah II dan Hijrah ke Madinah Al
Munawarah
624 Perang Badar
625 Pengusiran Bani Qainuqa’, Perang Uhud,
Pengusiran Bani Nadir
626 Penyerangan ke Daumat Al Jandal
627 Perang Khandaq, Pengusiran Bani Quraizhah
628 Perjanjian HUdaibiyyah, Umrah ke Ka’bah,
perang Khaibar
629 Berhaji ke Makkah, perang Mut’ah
630 Fathu Makkah, perang Hunain, Pendudukan
Thaif
631 Penguasaan sebagian besar Jazirah Arab
632 Perang Tabuk, Haji Wada’ dan wafatnya
Rasulullah
Saat seseorang
memandang fisik Rasulullah saw., ia segera merasakan bahwa ia sedang berada di
depan keindahan yang sangat mengagumkan dan tak ada duanya. Penampilan yang
mencerminkan kepercayaan yang mutlak dan tak terbatas. Berikut ini adalah
pendapat yang disepakati oleh mereka yang bertemu dan melihat langsung Rasulullah
saw.
Ad-Darimi dan
al-Baihaqi mentakhrij bahwa Jabir bin Samurah berkata,
“Aku
melihat Nabi saw. pada malam bulan purnama, dan ketika aku bandingkan antara wajah Nabi saw. dan indahnya bulan,
saya dapati wajah Nabi saw. lebih indah dibandingkan
rembulan.
At-Tirmidzi dan
al-Baihaqi meriwayatkan bahwa Abu Hurairah r.a. berkata,
“Aku
tidak pernah melihat sesuatu yang lebih indah dari Rasulullah saw.. Seakan-akan
mentari bersinar dari wajah beliau. Aku tidak pernah dapati seseorang yang
lebih cepat jalannya
dibandingkan beliau, seakan-akan bumi melipat sendiri tubuhnya saat beliau
berjalan. Ketika aku ikut berjihad, aku lihat
beliau tidak pernah berlindung di balik perisai.”
Bukhari-Muslim
meriwayatkan bahwa al-Barra berkata,
“Rasulullah
saw. mempunyai pundak yang lebar, rambutnya mencapai ujung telinga,dan tidak
pernah ada orang yang lebih indah dipandang dibandingkan beliau.”
Muslim
meriwayatkan dari Abu Thufail bahwa ia pernah diminta untuk menceritakan
tentang Rasulullah saw. kepada kami, kemudian ia menjawab,
“Beliau
memiliki wajah yang putih dan berseri.”
Bukhari
meriwayatkan bahwa Abu Hurairah berkata,
“Rasulullah
saw. memiliki dua kaki yang kokoh dan tegap, dan wajah yang indah, yang belum pernah kutemukan wajah seindah
itu sebelumnya.”
Abu Musa Madini
meriwayatkan dalam kitab ashShahabah bahwa Amad bin Abad al-Hadhrami
berkata,
“Aku
melihat Rasulullah saw., dan tidak pernah melihat wajah seindah itu sebelumnya maupun sesudahnya.”
Ad-Darimi
meriwayatkan bahwa Ibnu Umar berkata,
“Aku
tidak pernah temukan orang yang lebih berani, dermawan, dan lebih bersinar wajahnya, dibandingkan Rasulullah
saw..”
Ahmad dan Baihaqi
meriwayatkan bahwa Mahrasy Kahti berkata,
“Rasulullah
saw. mengambil umrah dari jiranah, pada malam hari. Dan, ketika soya melihat bagian belakang tubuh beliau,
saya seperti melihat perak yang menyala.”
Abdullah bin Imam
Ahmad serta al-Baihaqi meriwayatkan bahwa Ali r.a. berkata,
“Rasulullah
saw. bukanlah orang yang tubuhnya tinggi menjulang. Jika berjalan bersama rombongan, beliau tampak menonjol.
Wajahnya putih, kepalanya besar, alis matanya panjang dan hitam, dan jika ada keringat yang menetes dari
wajah beliau, akan tampak seperti
mutiara. Aku tidak pernah melihat wajah seindah wajah beliau, sebelumnya atau
setelahnya.”
Deskripsi tentang
Rasulullah saw. yang diberikan oleh Hindun bin Abi Halah,
“Tubuh
Rasulullah saw. menampakkan pribadi yang agung. Wajahnya bersinar seperti bulan purnama. Kepalanya besar. Rambutnya
keras. Kuliatnya putih kemerahan. Keningnya
luas. Alisnya tebal. Jika marah, keningnya meneteskan keringat. Hidungnya
mancung. Tubuhnya diliputi cahaya. Orang yang tidak
memperhatikan dengan saksama menyangkanya
amat tinggi. Jenggotnya tebal. Matanya hitam. Kedua pipinya tirus. Mulutnya lebar. Giginya indah. Memiliki bulu halus di
atas perut dan dada yang seimbang.
Dadanya
bidang. Kedua pergelangan tangannya panjang. Telapak tangannya luas. Kedua kaki dan tangannya kekar.
Jari-jarinya panjang. Jalannya tegap, seperti sedang turun dari ketinggian. Jika menoleh, dengan seluruh
tubuhnya. Pandangannya selalu tertunduk
he tanah, dan jarang sekali mendongakkan matanya he langit....”
Jika Rasulullah
menyentuh seseorang, orang itu akan merasakan ketenangan yang mengagumkan, dan
perasaan ketinggian ruhani yang menakjubkan. Ahmad meriwayatkan bahwa Sa’d bin
Abi Waqqash berkata,
“Suatu
ketika aku jatuh sakit di Mekah. Kemudian Rasulullah saw. menjenguk, meietakkan tangan beliau di kening,
dan mengusap wajah, dada, sertaperutku. Hingga saat ini, aku masih merasakan sentuhan tangan beliau
dijantung.”
Muslim
meriwayatkan bahwa Jabir bin Samurah berkata,
“Suatu
ketika Rasulullah saw. mengusap mukaku dengan tangannya. Aku dapati tangan beliau demikian sejuknya dan berbau
wangi. Seakan-akan tangan tersebut baru dikeluarkan
dari kantong kesturi.”
Bukhari dan
Muslim meriwayatkan bahwa Anas r.a. berkata,
“Aku
belum pernah menemui sutra maupun beludru yang lebih lembut dari tangan Rasulullah saw. Dan, belum pernah
mencium bau misik atau minyak anbar yang lebih harum dari Rasulullah saw..”
Penampilan beliau
memberikan sugesti kepada orang yang melihatnya bahwa orang tersebut sedang
berdiri di hadapan seorang nabi. At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa
Abdullah bin
Salam berkata,
“Ketika
Nabi saw. datang ke Madinah, aku menemui beliau. Ketika aku melihat wajah beliau, aku segera mengetahui bahwa
wajah beliau bukan wajah seorang pendusta.”
Abu Ramtsah
Tamimi berkata,
“Aku
mendatangi Nabi saw. bersama anakku. Ketika aku melihat beliau, hatiku langsung berkata, ‘Orang ini pastilah nabi
Allah.’”
Abdullah bin
Rawahah berkata tentang Rasulullah saw,
“Seandainya
tidak ada ayat-ayat penjelas pun, yang menerangkan beliau sebagai rasul, niscaya penampilan dan tubuh beliau
sudah cukup menjadi keterangan itu.”
Ini adalah
sebagian riwayat yang menjelaskan tentang tubuh Rasulullah saw.. Semua
keagungan postur tubuh beliau itu kami ceritakan kembali, sehingga kita dapat
menangkap dengan jelas kepribadian Rasulullah saw. dari segala seginya.
Kemuliaan Ahlaq
Rasulullah:
Dalam buku Yaumun
Fii Baiti Rasulillah yang ditulis Abdul Malik Ibnu Muhammad Al Qasim diterangkan
bagaimana Al Husain bin Ali, cucu Rasulullah, menceritakan bagaimana keagungan
kakeknya itu dalam sebuah riwayat, “Aku bertanya kepada ayah (Ali bin Abi
Thalib) tentang bagaimana Rasulullah ditengah-tengah sahabatnya?, Ayah berkata:
Rasulullah selalu menyenangkan, santai dan terbuka, mudah berkomunikasi dengan
siapapun, lemah-lembut dan sopan, tidak keras dan tidak terlalu lunak, tidak
pernah mencela, tidak pernah menuntut dan menggerutu, tidak mengulur-ulur waktu
dan tidak tergesa-gesa. Beliau menjauhi tiga hal: riya, boros dan sesuatu yang
tidak berguna. Dan tidak pernah mencaci seseorang dan menegur dengan keras
karena kesalahannya, tidak mencari kesalahan orang lain, tidak berbicara
kecuali yang bermanfaat dan berpahala. Kalau beliau berbicara maka yang lain
diam menunduk seperti ada burung di atas kepala mereka, tidak pernah disela
atau dipotong pembicaraannya, membiarkan orang lain menyelesaikan
pembicaraannya, tertawa bersama mereka yang tertawa, heran bersama orang yang
heran, rajin dan sabar menghadapi orang asing yang tidak sopan, segera member
apa-apa yang diperlukan orang yang berkesusahan, tidak menerima pujian kecuali
dari orang yang pernah dipuji olehnya”. (HR. Tirmidzi)
Dengan bahasa yang sederhana dapat
kita simpulkan bahwa kita harus berupaya dengan maksimal untuk mau dan mampu
mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah, baik yang berupa gambaran dan penampilan
(Shurah), perjalanan hidup (Siirah) dan kerisauan terhadap urusan umat Islam
(Sarirah).
TIDAK ADA SUNNAH RASUL YANG RINGAN
BAGI YANG TIDAK ADA CINTA, DAN TIDAK ADA SUNNAH RASUL YANG BERAT JIKA SUDAH
BENAR-BENAR CINTA!
Semoga Allah memberikan kekuatan dan
bimbingan untuk melakukan hal tersebut dan pada hari akhir kelak kita diakui
sebagai umat Muhammad yang layak dapat syafa’at, amin.
semoga kita jadi pengikut rasulullah, amin...
kunjungan balik gan www.z0n3-11.blogspot.com